Kegiatan seni rupa tahunan Dewan Kesenian Semarang (Dekase), Pazaarseni 2018 digelar 31 Agustus-2 September di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS). Hal tersebut diutarakan Sekretaris Pazaarseni 2018, Imam Putre saat peluncuran Pazaarseni 2018 di Teater Terbuka TBRS.
”Pazaarseni memasuki tahun kelima. Sejak dilaksanakan kali pertama pada 2014, kegiatan ini menjadi salah satu agenda besar kami,” kata Imam.
Pelaksanaan kelima, kata dia, bersamaan dengan peringatan peristiwa kehidupan berbangsa dan bernegara, salah satunya yakni peringatan 20 tahun reformasi. Semangat reformasi dimunculkan sebagai pengingat bawah kehidupan berkesenian tak bisa lepas dari perjalanan sebuah komunitas dimana kesenian itu tumbuh dan berkembang. Tema yang diusung ialah ”Freformaction”.
”Freeformaction merupakan kata bentukan dari beberapa kata yang dimaksudkan untuk memadani reformasi. Reformasi merupakan salah satu tonggak perjalanan Indonesia.
Semangat itu belakangan seolah memudar seiring persoalan lain yang silih berganti hadir,” ungkapnya. Imam menjelaskan, Pazaarseni tetap dimaksudkan untuk memfasilitasi para pelaku seni, terutama perupa, pada masyarakat. Dekase berupaya mempertemukan para pelaku seni, yang kini juga disebut sebagai pelaku industri kreatif, pada masyarakat sebagai konsumen.
”Tetap kami pertahankan dengan coba menajamkan pada kata fasilitasi,” bebernya. Tiga hari digelar dengan menyajikan temu seniman dan pengusaha, stan karya, workshop seni rupa. Ada pula gelar karya tari, panggung musik, sastra, dan teater, diskusi, serta bursa industri kreatif. ”Sekretariat kami ada di TBRS. Informasi bisa menghubungi email dewankeseniansemarang@gmail.com. Kami akan melibatkan MGMP( Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Kesenian,” tandasnya.
Kadin Kota Semarang, Pengusaha Semarang dan GM se-kota Semarang turut serta berpartisipasi dalam acara Temu Seniman dan Pengusaha.